Zaqiul Maula Raih Gelar Agam Berbakat Lhokseumawe 2024: Representasi Pemuda Berkarya dan Berbudaya

Dirilis pada: 26 Jul 2024 10:49:42 WIB | 1 year ago | Oleh: Universitas Bumi Persada

Zaqiul Maula Raih Gelar Agam Berbakat Lhokseumawe 2024: Representasi Pemuda Berkarya dan Berbudaya
Klik untuk memperbesar

Lhokseumawe – Suasana malam final Pemilihan Agam Inong Kota Lhokseumawe 2024 yang digelar di salah satu gedung kebudayaan di pusat kota menjadi saksi lahirnya talenta-talenta muda yang tak hanya menawan secara penampilan, tetapi juga berbobot dalam gagasan. Di antara deretan finalis yang tampil memukau, satu nama berhasil menyita perhatian juri dan penonton sejak awal hingga akhir — Zaqiul Maula, yang akhirnya dinobatkan sebagai Agam Berbakat 2024.

Penampilannya malam itu bukan sekadar formalitas kompetisi. Dalam sesi bakat, Zaqiul tampil dengan ekspresi penuh penghayatan, menggabungkan elemen seni dan budaya Aceh dengan pendekatan yang segar. Ia bukan hanya mempertunjukkan keterampilan, tetapi juga membingkai penampilan tersebut dengan narasi yang kuat dan menyentuh. Kombinasi itulah yang membuatnya berbeda dan mendapat apresiasi tinggi dari dewan juri.

Namun lebih dari sekadar penampilan di atas panggung, yang menjadikan Zaqiul layak menyandang predikat Agam Berbakat adalah sikap dan wawasan yang ia tunjukkan sepanjang masa karantina. Dalam sesi wawancara, ia berbicara lugas mengenai pentingnya seni sebagai medium pembelajaran lintas generasi dan bagaimana kebudayaan daerah bisa dikembangkan dengan sentuhan teknologi tanpa harus kehilangan nilai aslinya. Ia tidak tampil hanya untuk menang, tetapi menunjukkan bahwa ia memahami sepenuhnya nilai dari panggung yang sedang ia tapaki.

“Menjadi Agam Berbakat Kota Lhokseumawe bukan sekadar gelar, tapi tanggung jawab moral. Ini adalah kesempatan bagi saya untuk terus bergerak, berkarya, dan membawa citra positif Lhokseumawe ke lebih banyak ruang—baik lokal, nasional, maupun, jika Allah izinkan, internasional,” ungkap Zaqiul usai malam final.
“Saya percaya potensi pemuda Aceh itu besar, hanya saja butuh wadah dan kepercayaan. Saya bersyukur mendapatkannya malam ini.”

Penilaian juri pada kategori "berbakat" memang tak hanya berbasis pada performa panggung. Mereka juga memperhatikan proses—bagaimana peserta menunjukkan konsistensi, inisiatif, serta keterlibatan aktif dalam setiap agenda kegiatan. Zaqiul dikenal sebagai peserta yang tidak hanya berprestasi secara individu, tetapi juga mampu menciptakan ruang nyaman di antara sesama finalis, membangun suasana yang suportif di balik panggung.

Ketua panitia pelaksana mengungkapkan bahwa Zaqiul memang menjadi salah satu peserta yang menonjol sejak awal. “Ia tidak hanya berbakat secara teknis, tapi juga membawa semangat berkarya yang tulus. Sosok yang bisa menyampaikan gagasan dengan bahasa sederhana namun mengena. Dan itu penting—karena Agam Inong bukan sekadar simbol, tapi perwakilan suara anak muda kita,” jelasnya.

Gelar yang diraih Zaqiul menjadi bukti bahwa ruang bagi kreativitas pemuda tetap terbuka lebar di Lhokseumawe. Lebih dari itu, keterlibatan pemuda seperti Zaqiul dalam ajang budaya seperti ini mempertegas bahwa warisan kultural bukan hanya milik generasi tua, tetapi juga bisa menjadi medan aktualisasi generasi sekarang. Di tengah derasnya arus digital, pemuda yang mampu berdiri kokoh pada identitas budayanya layak diapresiasi, dan Zaqiul telah menunjukkan itu.

Dengan menyandang gelar Agam Berbakat 2024, Zaqiul berharap perjalanannya tidak berhenti di malam penghargaan. Ia telah menyusun beberapa agenda untuk melanjutkan kiprahnya di dunia seni dan budaya, termasuk rencana untuk mengembangkan program pelatihan seni kreatif untuk anak-anak dan remaja di kawasan Lhokseumawe. “Kita tidak bisa terus berharap pada yang besar. Perubahan dimulai dari langkah kecil, dari lingkungan terdekat kita,” ujarnya dengan yakin.

Back to News List